Selasa, 05 Agustus 2014

pelabuhan kuala tanjung "batu bara"

 

 



Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara akan menjadi faktor penarik ekonomi yang dapat mendorong perkembangan wilayah bagian Barat Indonesia. “Sehingga Kabupaten Batubara nantinya menjadi salah satu daerah yang paling strategis di tanah air,” kata Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho ketika berpidato pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Batubara dalam rangka Hari Jadi ke-6 di Gedung DPRD, akhir pekan ini. Sidang dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Batubara Selamat Arifin dihadiri Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain, Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait, Bupati Serdang Bedagai T Erry Nuradi, Wakil Bupati Asahan Surya, forum koordinasi pembangunan daerah setempat, tokoh adat, masyarakat, pemuda dan agama serta Kepala Desa dan Camat. Gatot mengatakan, Pelabuhan Kuala Tanjung menghadap langsung ke perairan Selat Melaka yang termasuk jalur pelayaran internasional yang paling sibuk, serta memiliki kedalaman yang memungkinkan untuk disinggahi kapal-kapal besar. Pelabuhan Kuala Tanjung dirancang menjadi hubungan internasional Indonesia wilayah Barat yang merupakan bagian dari desain Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. “Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang diperkirakan membutuhkan investasi senilai Rp 2 triliun sudah mulai dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I dengan pembangunan terminal curah cair untuk pemuatan minyak sawit mentah atau CPO (crude palm oil) dengan nilai investasi sekitar Rp570 miliar,” ujarnya. Gatot mengatakan, keberadaan pelabuhan Kuala Tanjung ini nantinya akan menjadi penting bagi kebangkitan ekonomi, dan tidak hanya bagi Batubara, melainkan juga Sumatera Utara, bahkan Indonesia. Kemudian Gatot memaparkan berbagai keberhasilan yang diraih Kabupaten Batubara di usianya yang masih seumur jagung. Diantaranya adalah kontribusi sektor Industri dan pengolahan yang menyumbang hingga 53,54 persen, disusul dengan sektor perdagangan sebesar 22,95 persen, dan pertanian dengan kontribusi 15,44 persen. “Kontribusi sektor ini menunjukkan bahwa produk unggulan dan daya saing daerah terletak pada sektor industri. Tentu hal ini bukan suatu hal yang mudah untuk dicapai, karena sektot industri dan jasa biasanya berkembang mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada daerah perkotaan,” ucap dia. Lebih lanjut Gatot menjelaskan, bahwa Kabupaten Batubara mampu mengembangkan sektor tersebut dengan baik, karena kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah daerah juga mendukung hal itu. Penciptaan iklim yang kondusif dan rasa aman bagi investor akan merangsang pertumbuhan sektor industri. Sementara itu, Bupati Batubara, OK Arya Zulkarnain mengucapkan terimakasih kepada Pemprov Sumut yang banyak memberikan bantuan. “Kami sudah banyak mendapatkan bantuan dan saat ini bantuan tersebut telah dimanfaatkan masyarakat.Tentunya kami masih mengharapkan bantuan lebih terutama di bidang infrastruktur. Masih banyak yang perlu dilakukan, mudah-mudahan dengan dukungan masyarakat berbagai kekurangan dapat diperbaiki,” kata Arya. Kabupaten Batubara yang memiliki luas 92 ribu hektare, terdiri atas 7 Kecamatan, 141 Desa dan 10 Kelurahan dengan penduduk sekitar 390 ribu jiwa. Saat ini di Kabupaten Batubara tengah dibangun jalur rel kereta api sepanjang 20 kilometer yang menghubungkan stasiun Bandar Tinggi menuju Kuala Tanjung dengan investasi Rp600 miliar. Jalur kereta api tersebut akan mendukung Kabupaten Simalungun.Transportasi hasil olahan industri dari Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke. Selain itu, pemerintah telah mulai mempersiapkan dukungan infrastruktur jalan mulai tahun 2012 dalam bentuk peningkatan kapasitas maupun jalan baru dengan dukungan dana APBD Provinsi Sumut dan APBN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar